Niat Berlibur di Kampung Halaman Stefanus Pergi Untuk Selamanya.
FREN MEDIA. - Kunjungan tim FREN PEDULI dalam rangka penyerahan bantuan Donasi tahap dua dari para donatur dan keluarga besar Komunitas FREN wilayah Ende dan Sikka untuk sesama saudara di Adonara salah satunya di Posko utama desa Oyang Barang Minggu ( 11/04/2021 ). Selain menyerahkan Donasi tim FREN PEDULI melakukan kegiatan - kegiatan yang sifatnya dukungan psikososial terhadap anak dan agenda agenda lainnya.
Disela - sela kegiatan FREN MEDIA mencoba untuk menelusuri para korban bencana banjir di desa tersebut. Berdasarkan data yang dihimpun dari Posko Bencana desa hingga saat ini jumlah korban yang meninggal di desa Oyang Barang dua orang atas nama Stefanus Tukan Kolin ( 41 ) Yosep Basanekun Moron ( 52 ) dan satu orang lainnya atas nama Hendrikus Lere Herin ( 52 ) menghilang sampai saat ini belum ditemukan.
Dalam penelusuran FREN MEDIA ada Kisah piluh menyayat hati, bagi keluarga besar almarhum bapak Stefanus Tukan Kolin. Tujuan berlibur paskah di Lowo Tana ( Kampung Kelahiran ) Kewuko desa Oyang Barang Kecamatan Wotan Ulumado namun takdir berkata lain, bapak Stefanus pergi untuk selamanya dalam peristiwa banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Minggu dini hari diperkirakan pukul 1.00 Wita ungkap Agnes Nona Irma putri ke dua Almarhum saat ini sedang dibangku kelas 6 SDN 24 Wurin Kabupaten Sikka Flores NTT.
Agnes Nona Irma dalam kepolosan menceritakan kami tinggal di Wurin Sikka, bapak mengajak kami sekeluarga untuk paskah di Kampung nenek. Tata hari rabu 31/03 bapak dan mama titip saya di oto Manggis Jaya. Hari kamis bapak mama dengan adik dari Maumere saya tunggu di Larantuka di keluarga.
Hari kamis kami sekeluarga naik perahu motor ke kampung.
Bapak mama asli dari kampung Kewuko, kami sudah lama di Wurin karena bapak sebagai tukang kaca. Setiap liburan paskah dan Natal kami selalu pulang ke kampung, ungkap Nona Irma dalam banjiran air mata.
Lanjut Nona Irma hari sabtu setelah makan malam bapak pamit dengan kami untuk tidur di rumah nenek salah satu hubungan ( keluarga) saat banjir itu orang rame rame nonton banjir ada yang teriak lari ke bukit..kami dengan mama nenek semua lari ke bukit. Saat di bukit mama sempat telfon bapak mari ke bukit ada banjir besar. Bapak jawab mama tidak apa - apa disini kami aman kamu baik baik di situ. Besok nya rumah nenek yang bapak tidur itu sudah tidak ada lagi kami menangis dan mencari bapak. Mama lemas dan terus menangis dan mencari bapak, saya dengan kaka jaga ade. Hari selasa 06/04 orang - orang di Kampung sini pikul bapa dalam keadaan sudah meninggal. Tata saya terada bapak lagi, tangisan ade Irma turut membawa saya dalam kesedihan ikutan air mata berlinang di pipi saat bercerita tentang kronologi.
Tata andaikan kami tidak pulang libur berarti bapak tidak pergi tinggalkan kami to tata?
Tata bagaimana dengan Rumah kami di Wurin Sikka? Tata bagaimana dengan sekolah saya nanti?
Saat penguburan , saya bilang ke bapak, bapak kami masi kecil - kecil semua ni bapak su pergi bagaimana dengan kami bapak ???
Kurang lebih satu jam tim FREN PEDULI berusaha untuk menghibur keluarga. Dengan Tim yang ada kami melakukan kegiatan bersama anak anak ala Lopo Cerdas Desa di titik pengungsian.
Nampaknya orang tua dan anak - anak di dusun Kewuko sangat senang dan sedikit terhibur dalam situasi duka yang mendalam. Selama satu minggu kedepan tim FREN PEDULI akan menyebar di dua kecamatan yakni Wotan Ulumado dan Adonara Barat untuk melakukan kegiatan bersama anak anak di desa
( Frumensius Wegu.#FRENMEDIA )
Trimakasih Fren atas kepedulian kalian ,semoga selalu memberikan yang terbaik buat semua, dan sukses dlm karya pelayanan sesama di Adonara dan sekitarnya...karna sesungguhnya apapun yang kita lakukan walau kecil sangat bermakna bagi yang membutuhkan
BalasHapusMental anak-anak pasca bencana di Adonara perlu dipulihkan.
BalasHapusTetap semangat FREN demi menciptakan generasi emas 'tuk lewotana dan bangsa.
Amin mari kita bergandeng tangan untuk anak - anak kita di Adonara
BalasHapus