Jajan Mempengaruhi Generasi Bermental Instan

 

( Foto. Zulqifar Mesi, Duta Anak desa Manulondo )

Ende. FREN MEDIA. Jajan sudah menjadi kebiasaan saya sejak masuk TK, biasanya Ibu memberikan uang jajan setiap hari untuk kesekolah Rp.2000 saya selalu menghabiskan uang itu. Pada saat saya masuk Sekolah dasar, tahun 2016 saya bergabung di Lopo Cerdas desa Manulondo. Kebetulan saya anak terdaftar di lembaga KLPAMF mitra ChildFund, dan sekarang suda ganti nama yayasan FREN. Di Lopo Cerdas bibi Inda fasilitator saat itu mengajarkan kami agar uang jajan yang diberikan tidak boleh menghabiskan harus menabung di celengan, ungkap Zulqifar Messi ( 10 ) saat ini duduk di kelas V SD.

Sejak bibi Inda mengajarkan kami untuk menabung awalnya saya menabung di botol Aqua, setiap hari sabtu kami membawa tabungan kami di Lopo Cerdas untuk diperiksa. ketika uang di botol aqua sudah penuh ayah memindahkan di buku Bank NTT dan koperasi. Ayah dan ibu melihat karena saya sudah kurangi jajan mereka membeli celengan untuk saya dan adik saya setiap kali penuh selalau pindahkan ke buku tabungan. Ayah dan ibu juga  setiap bulan menambah 50 ribu untuk saya dan 50 ribu untuk adik.

Ayah dan ibu memberitahu saya dan adik agar terus menabung, sehingga saat saya kuliah nanti sudah ada uang tabungan pendidikan. Setiap kali ada uang pemberian dari kerabat keluarga saya selalu mengisi di celengan.

Ikhsan Dato Ayahanda dari Zulqifar Mesi mengakui itu, bahwa dampak dari Kegiatan PKH-LK di Lopo Cerdas sangat membantu anaknya dalam mengurangi jajan. Bukan soal kita tidak mampu memberikan uang jajan pada anak lebih dari itu adalah kita sedang melatih anak yang salah dari kecil dimana anak dibiasakan dengan hal instan dari kecil akan mempengaruhi disaat mereka remaja.

Sebagai orang tua saya memeberikan apresiasi dan terima kasih kepada lembaga FREN bersama mitranya yang sudah berperan aktif dalam hal kecil namun sangat berguna bagi banyak orang. Semoga praktik baik ini menjadi hal positif bagi anak – anak dan orang tua lainnya. ( Liputan FREN MEDIA )