ELEGI PENYAIR DIPENGUHUJUNG MASA
Tarian geliatmu di atas lembaran putih
Merebak manja dalam music kalbu terindah
Dan dendang kata berubah menjadi syair sebuah rasa
Rasa yang menaburkan aroma teramat indah
Ilalang dipenghujung mata terasa damai
Dalam untaian baitmu yang tergores indah pada secarik kertas
Sabana negeriku bak sebuah panorama terindah
Dalam goresan atas nurani kita
Dan itu dulu…. Kala penaku masih bergeliat penuh irama
Pada sebuah dekapan mesra enggan berpisah…
Dan itu dulu…. Ketika penyair masih bersenandung
Dalam nada dan bait penuh arti
Dan kini tatapanku tertuju pada dunia maya
Jemariku tak lagi membelaimu Penaku,,,,
Jemariku bermain pada kepongahan teknologi ala abad ini
Pongah menindih begitu berat
Tak lagi ada air mata atas kata…
dan tawa atas kalimatmu………
Karena luka telah terkoyak pula
Atas sebuah bonum commune
Pernah ku mencoba meraihmu dalam mimpi
Ketika rinduku untuk kembali menggapaimu diakhir senja
Menjamahmu sekali lagi dalam rasa terindah
Dan membuatmu berarti merangkai asa dalam kata
Sadar dari mimpi….
Ada tetesan darah mengaliri kertas putih
Penaku terluka….
Terhimpit oleh era dan waktu kini
Kuraih dikau sembari berujar
Ahhhhh….. kita berdua bernasib sama….
Pena dan penyair yang terluka dan sendiran
Ditinggal oleh pusaran gelombang waktu
Ola Keraf Rafael, lahir di Solor, NTT, 24 Juni 1976. Menulis puisi secara otodidak. Kini bekerja sebagai staf pada sebuah LSM lokal di kota Larantuka, NTT. No HP.081237207711// email: tiara_ape@yahoo.co.id
Komentar
Posting Komentar
Redaksi Menerima Semua Komentar yang sifatnya positif dari pembaca