Bagaimana Nasib Pendidikan Anak SD Saat Situasi Pandemi Covid - 19 ?

( Oleh : Frumensius Wegu. Aktivis Pemerhati Anak )

     ( Foto. Frumensius Wegu )

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Dunia dilandai bencana sungguh tragis dapat kita jumpai melalui berbagai informasi di media masa, online, maupun elektronik.

Seperti yang dilansir di media Kompas.com senin 11 mei 2020. Pada maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid – 19 di Indonesia. Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia ( UI ) Pandu Riono menyebutkan virus corona jenis SARS-CoV-2 sebagai penyebab itu sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari.

Sementara data Komite penaganan Covid – 19 dan pemulihan ekonomi Nasional ( KPCPEN )per 22 maret 2021 terkonfirmasi positif hingga saat ini mencapai 1.465.928, kasus aktif 128,250  (8,7 % ) sembuh 1.297.967 ( 88,5 % ), meninggal 39.711  ( 2,7 % ). Tanpa kita sadari bahwa Covid – 19 telah merong-rong nyawa manusia di Indonesia, selain nyawa manusia Covid – 19 juga turut membunuh sendi – sendi ekonomi Nasional.

Ketika Negeri dilandai musibah apa sih respon dan respek para petinggi di Republik Ini ? dilansir melalui media online tirto.id 31 maret 2020 Presiden Joko Widodo telah meneken Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang ( Perppu ) yang diterbitkan untuk menanggulangi dampak pandemi Covid – 19. Adapun rincian kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemic Covid-19 adalah  (1) Tambahan belanja APBN 2020 senilai Rp 405,1 triliun : untuk belanja bidang kesehatan dialokasikan Rp 75 triliun, anggaran perlindungan sosial Rp 110 triliun, untuk insentif perpajakan dan stimulus Kredit Usaha rakayat ( KUR ) Rp 70,1 triliun, untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional, termasuk restrukturisasi kredit serta penjaminan dan pembiayaan dunia usaha, khususnya UMKM, dialokasikan Rp 150 triliun. ( 2 )  Prioritas anggaran di bidang kesehatan, ( 3 ) Prioritas anggaran untuk perlindungan sosial, ( 4 ) Prioritas anggaran untuk insentif dunia usaha, ( 5 ) Prioritas bidang Non- fiscal,  ( 6 ) Revisi batas maksimal deficit APBN, ( 7 ) Kebijakan moneter.

Bagaiamana nasib pendidikan kita saat ini ? ketika presiden RI Joko Widodo membubuki tanda tangan Perppu untuk menanggulangi dampak pandemi Covid – 19, secara pribadi saya memberikan apresiasi kepada pemimpin yang cepat tanggap dengan situasi rakyatnya, terlintas dalam pikiran ku adalah bagaimana nasib generasi Indonesia yang saat ini sedang menempuh pendidikan baik di tingkat PAUD, sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan Tinggi ?

Kita ketahui bersama bahwa sejak maret 2020 sekolah - sekolah di republik ini menerapakan pemebelajaran jarak jauh atau remote learning, dengan metode Belajar dari rumah ( BDR ) dan dalam jaringan ( daring ). Banyak kendala – kendala dijumpai dilapangan dari sisi internet, sinyal, listrik, pulsa data sehingga nampaknya sangat tidak efektif bagi masyrakat di pelosok tana air yang belum terakses jaringan.  Tahun 2021 Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan surat Edaran ( SE ) Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Peniadaan Ujian Nasional dan ujian Kesetaraan serta pelaksanaan Ujian sekolah dalam masa Darurat Penyebaran Covid – 19.

Di bidang pendidikan tahun 2021 merupakan tahun ke 2 bagi siswa siswi dalam guyonan klasik masyrakat setempat adalah lulusan Covid-19 angakatan ke 2, walau sekedar basa – basi namun ini adalah realita yang sedang kita jumpai.

Kecemasan dan menjadi ketakutan penulis hingga saat ini adalah bagaiamana nasib anak sekolah dasar, yang nota bene untuk kelas 1, 2, dan 3 mereka adalah kelompok rentan butuh dampingan khusus dalam mendidik untuk menulis dan membaca. Berdasarkan data statistic Kemendikbud jumlah siswa/siswi sekolah dasar untuk tahun pelajaran 2019/2020 di Indonesia berjumlah 25,203,371 orang yang putus sekolah 59,443 orang. Jumlah siswa yang berada di kelas atau grade 1 = 4,180,530 orang grade 2= 4.223.284 orang dan grade 3= 4.178.063 orang.

Dilihat dari angka statistik ini ada anak – anak kita tahun pelajaran sekarang 2020/2021 sudah di bangku sekelolah menengah pertama ( SMP ), sementara dari pendidikan anak usia dini ( Paud )sudah beranjak ke sekolah dasar kelas 1, dengan sendirinya akan menyesuaikan kenaikan kelas bagi anak – anak kelas, 2, 3 dan setrusnya. Nah pertanyaan besar bagi penulis adalah bagaimana nasib anak – anak sebelumnya di bangku PAUD dimana masa transisi ketika ada himbauan system pelajaran jarak jauh ? bangku sekolah dasar kelas 1, 2, dan 3 itu sangat penting bagi anak – anak dalam proses belajar mengajar untuk latih membaca, menulis.

Akan kah ikutan dampak dari covid – 19 meningkatnya buta aksara di republik ini ? tentunya  menjadi pekerjaan rumah bersama, baik pemerintah pusat hingga pemerintah tingkat desa, orang tua dan para penggiat literasi dan pemerhati anak di jagat Nusantara. Dalam perspektif penulis hal ini bisa saja terjadi jika belum berakhirnya Covid-19 dan strategi ampuh dari orang tua dan pemangku kepentigan. Orang tua adalah harapan satu – satu nya dalam mendukung pendidikan anak terlebih khusus yang saat ini sedang dibangku SD kelas 1,2 dan 3.

Jika orang tua adalah harapan satu – satunya pertanyaan lanjutan bagaimana dengan sumber daya orang tuanya dalam mendapingi anak – anak untuk membaca dan menulis ? ini ujian besar bagi kita masyrakat Indonesia.

Sampai kapan wabah ini akan berakhir ? jika sumber daya masyrakat masi sangat rendah, pihak gugus tugas covid – 19, para dokter,perawat dan medis berapi – api memberikan penyadaran tentang protokol kesehatan , disisi lain kerumunan masa masi terus terjadi, pesta dimana – mana ini juga sebuah dilema.

Melawan Covid-19 itu muncul dari pribadi kita masing – masing dan di dukung oleh pemerintah setempat yang kreatif dan inovatif untuk berkolaborasi demi terputusnya mata rantai Covid-19 dan peningkatan SDM anak – anak kita. Kejenuhan ini juga akan bermunculan bagi generasi kita, bayangkan saja sejak maret 2020 hingga saat ini anak – anak BDR, konsep BDR juga perlu dievaluasi bagi para pendidik, bisa saja saat nomal akan banyak yang putus sekolah, karena meraka merasa nyaman selama 1 tahun berada di luar sekolah.

Kita berharap dan berdoa agar gebrakan vaksinasi untuk para pendidik dan tenaga kependidikan serta anak –anak sekolah sesuai rencana menjadi prioritas utama , sehingga target bapak Mentri kita tahun ajaran baru 2021/2022 semua pendidikan di Negeri ini kemabali Normal.

Penulis coba menawarkan ide untuk berbagi dalam rentan waktu beberapa bulan menuju tahun ajaran baru bagi pendidikan anak – anak sekolah dasar yakni :  Pertama ; Peran orang tua sudah di mulai dari sekarang untuk membimbing anak – anak nya agar mereka kembali membiasakan diri belajar membaca dan menulis sehingga tiba saatnya masuk sekolah anak – anak sudah terbiasa. Kedua ; Peran pemerintah setempat dalam hal ini pemerintah desa mebentuk gugus tugas desa para relawan untuk mendampingi anak- anak kita dalam proses belajar mengajar, hidupkan taman baca masyrakat yang ada di wilayah desa dengan strategi dan scenario diatur bersama agar anak – anak ada yang mendampingi proses belajarnya. Ketiga ; Peran tenaga pendidik untuk berkolaborasi bersama relawan desa dalam meberikan pelajaran – pelajaran bagi anak – anak. 

Tiga komponen diatas adalah kata kunci untuk menjawab kecemasan dan keraguan dari perspektif penulis. Oleh karena itu satu – satu jalan adalah tiga komponen ini duduk bersama dan diskusikan demi masa depan anak bangsa, bekerja dengan hati akan mendapatkan hasil yang berlimpah ganda. Perlu kita ketahui anak adalah penghubung masa lalu dan pemilik masa depan, bagaiamana mereka akan menjadi pemilik masa depan jika sebagai orang tua dan semua komponen yang ada tidak pekah dan penduli terhadap meraka ? Semoga tulisan ini menjadi refleksi bagi kita dalam mencerdaskan anak Bangsa.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Kami

Sekilas Info Tentang Yayasan FREN

Pelatihan Disiplin Positif Bagi Guru SD dan SMP Ini Pesan Kadis P dan K Kabupaten Ende.